Social Icons

Kamis, 04 April 2013

-Lintah-


"Mau makan apa, Sayang?" Entah kenapa tiba-tiba kekasihku menawariku makanan saat kencan berdua. Sungguh, baru kali ini dia begitu. Sebenarnya sebagai laki-laki, dia terlalu egois menurutku.

"Terserah sajalah, kamu yang pilihkan," balasku, masih tak mengerti. Apa mungkin dia benar-benar sudah berubah? Semoga saja benar.

"Ya sudah, kita pesan kozhuva fish fray saja ya?" Tanya kekasihku sambil menunjuk pada daftar menu. Aku hanya mengangguk mengiyakan. Jujur, aku masih tak percaya dengan apa yang kulihat. Kekasihku ini apa tidak salah makan tadi?

"Kamu kenapa, Sayang? Kok diam saja?"

"Ah, nggak papa kok," Kuusahakan tersenyum meski sebenarnya masih terheran-heran. Apa mungkin dia sudah menyadari keegoisannya dan ingin mencoba memperbaiki semuanya? Atau dia sudah punya firasat kalau aku akan meninggalkannya?

"Begini, Sayang ... Sebenarnya aku mengajakmu ke sini karena ada sesuatu yang ingin kubicarakan." Wajahnya berubah serius, seperti ada sesuatu yang ia tahan.

"Sama ... Aku juga." Balasku mantap.

"Oh, kalau begitu, silakan kamu duluan saja nggak papa ...." Dia mempersilakanku bicara duluan. Aneh, bukankah biasanya dia tak memberiku kesempatan untuk bicara? Perasaanku jadi tak enak. Sepertinya memang ada yang sedang ia sembunyikan.

"Kamu saja duluan, sepertinya ada yang sedang kamu tahan dari tadi?" Langsung kutanyakan keganjilan yang sedari tadi kutangkap dari raut wajahnya.

"Oke ... jadi begini, besok aku ada tour ke Bali dengan teman-teman kampus ...."

"Terus?"

"Aku bisa pinjam uang kamu dulu tidak? Soalnya ATM-ku lagi limit, belum ada kiriman dari ortu." Akhirnya aku tahu kenapa dia bersikap sok peduli padaku dari tadi. Ternyata memang ada maunya. Dasar lelaki tak berguna!

"Mmm ... Maaf, tapi aku juga sedang tidak punya uang. Uang bulan ini pas untuk beli buku-buku," jawabku, terpaksa berbohong.

"Oh, begitu ya?" Wajahnya tampak lesu, setelah ia gagal menipuku untuk kesekian kalinya. "Oya, tadi kamu mau bicara apa?" Dengan malas ia mencoba menanyakan padaku.

"Hmm ... Begini Lex, sepertinya aku tidak bisa lagi bersamamu ...."

"Maksudmu?"

"Aku mau kita putus," jawabku mantap.

"Lho? Apa alasannya?"

"Alasan? Apa kamu masih butuh alasan? Kamu kira aku ini perempuan yang bisa kamu peras, kamu jadikan pembantu, kamu jadikan sopir? Kamu pikir aku perempuan bodoh yang bisa kamu bohongi terus-menerus?" Aku sedikit kalap. Emosiku tumpah seketika. Sepertinya pilihanku untuk meninggalkan dia memang tepat. Aku tak butuh lintah seperti dia!

-r-

Gambar: dari sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jasa Desain Cover