"Kita adalah satu." Itu lah kata-kata yang selalu kuingat. Kata-kata termanis yang pernah kau ucapkan padaku sebagai tanda ikatan
persahabatan kita. Kau pernah bilang jika aku sakit maka serasa
terkilirlah hatimu. Jika aku senang, maka hatimu laksana taman bunga
yang menyerbakkan wangi di setiap aliran darahmu. Bulir air mataku tak
dapat kutahan saat itu, begitu terharunya. Selama ini kaulah yang mampu
membuatku menorehkan segaris senyum di sela-sela air mata yang
membanjir. Nasihatmu selalu setia terngiang dalam telingaku, mengetuk dinding
hatiku dan tertanam disana hingga sekarang.
Sahabatku, pernahkah kau denger ungkapan, "sahabat yang baik itu
berani menegur sahabatnya tatkalah berbuat salah?" Kau pun pernah
berbuat begitu. Ingatkah kau waktu itu? Ketika aku hampir menjahili
salah seorang guru yang tak kusukai, dengan lembut kau memegang
tanganku dan memohon untuk tak melakukan hal itu. Saat itu aku bangga
memiliki sahabat sepertimu, benar-benar bangga.
Sahabatku, kau yang menunjukkan padaku (bukan hanya sekedar
mengajari) bagaimana memakai "pakaian" yang benar bagi seorang
muslimah. Kau juga yang memberikan contoh bagaimana beretika sebagai
seorang wanita sejati. Bahkan kau pernah memarahiku karena amarahku
yang sering bergejolak. Aku ingat benar waktu itu, takkan pernah
kulupa. Suatu pelajaran yang sangat berharga dalam hidupku.
Sahabatku, waktu ternyata berjalan begitu cepat. Perpisahan denganmu
menjadikanku rapuh, seakan kehilangan sebelah kakiku. Tertatih-tatih
aku mengarungi perjalanan panjang sendiri. Di setiap langkah aku
merindukan caramu menyayangiku. Di setiap doaku namamu ada disana,
bersama orang-orang yang kucintai. Kumintakan pada Tuhan agar Dia
selalu menyayangimu, melindungimu, serta menjadikanmu salah satu yang
menempati surga-Nya. Kuberharap kau belum menghapus namaku dari memori
hatimu, karena aku pun masih menyimpan rapi ukiran namamu di hatiku.
Sahabatku, jika kau lelah akan petualanganmu, kuharap aku akan
menjadi persinggahanmu. Tanganku terbuka lebar untuk menyambutmu.
Senyum termanis akan kukembangkan demi kepulanganmu. Tak lupa pelukan
terhangat akan kuberikan sebagai pelepas lelahmu. Terakhir, doa
terindah dariku untukmu yang selalu menghiasi langit di sepertiga malam
terakhir.
Thanks for everything that you ever brought to me
Madiun, 19 April 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar