Social Icons

Jumat, 10 Mei 2013

Oh....

Hari ini panas, luar-dalam. Tak... tik... tak... tik.... Suara jam gue beda.

"Lihat, bagus kan?" Tumben, tanya duluan.

"Apanya?"

"Ya gambarnya lah...."

"Cantik."

"Apanya?"

"Ya talent-nya lah...."

"Ah, murah itu. Lima puluh ribu, bisa liat dia telanjang. Sering beli aku... sebulan sekali."

"Hah?"

"Di lapak koran... banyak!"

"Oh...."

"Kenapa kau?"

"Nggak papa...."

Hahaha... syukur, ternyata masih suka dia sama cewek. Kupikir udah nggak straight lagi. :D
readmore...

Jumat, 03 Mei 2013

Teknologi Hijau: Jangan Biarkan Bumi Gosong!




Akhir-akhir ini sepertinya saya semakin sering mendengar kampanye-kampanye penghijauan buat mencegah global warming. Isu global warming memang sudah lama menghiasi hari-hari makhluk bumi. Semakin lama isunya semakin berkembang ‘mengerikan’. Setiap hari ada saja berita tentang dampak-dampak dari global warming, yang paling sering terdengar ya banjir yang melanda beberapa wilayah di Indonesia. Kalau banjir, saya juga pernah mengalaminya sekali, sampai harus mengungsi segala. Beneran, terkena banjir itu sama sekali tak enak. Bahkan, ada cerita-cerita pilu dari bencana banjir itu sendiri, seperti hilangnya harta benda, bahkan nyawa orang terkasih. Sungguh, global warming ini dampaknya bisa merembet ke mana-mana. Makanya, kampanye go green banyak didengungkan untuk menanggulangi yang namanya global warming.

Sebelum merasakan dampaknya, saya juga agak tidak peduli dengan yang namanya global warming, bahkan saya sempat menganggap orang-orang yang turun ke jalan untuk menyuarakan penghijauan sebagai orang yang tak punya kerjaan. Tapi, setelah beberapa tahun lalu, saya merasakan sendiri dampak global warming, sekarang saya lebih rajin mempelajari bagaimana membuat bumi tercinta ini menjadi hijau kembali. Ya, meski tidak bisa membuatnya kembali seperti semula, tapi setidaknya pengen bisa ikut berkontribusi demi memperbaiki bumi, tempat tinggal kita ini. Pernah saya bergidik ketika membayangkan kalau global warming ini terus berkelanjutan, bisa-bisa bumi jadi gosong. Lalu, bagaimana dengan kulit sayaaa? (upsss... yang terakhir abaikan)

Go green memang sarana paling ampuh untuk mengurangi dampak global warming. Dengan mengurangi gas-gas tak berguna di udara, bisa membuat bumi kembali ‘adem’, baik juga untuk kesehatan karena gas-gas beracun yang berkeliaran di udara telah diminimalisir oleh tumbuhan hijau. Go green, selain dengan gerakan menanam juga bisa dilakukan dengan memanfaatkan kembali barang-barang yang tak terpakai dan menggunakan barang-barang yang ramah lingkungan. Banyak produsen barang-barang, mulai dari barang elektronik, barang kebutuhan sehari-hari, hingga produsen alat transportasi yang berlomba-lomba membuat produk yang aman dikonsumsi. Seperti halnya yang dilakukan oleh Daihatsu.

Daihatsu, produsen mobil asal Jepang ini mulai mengeluarkan produk yang berkonsep teknologi hijau. Wah, apa lagi itu teknologi hijau? Sepengetahuan saya, teknologi hijau itu ya teknologi yang ramah lingkungan. Jadi, Daihatsu ini mulai memproduksi mobil yang ramah lingkungan. Yang namanya mobil kan mengeluarkan emisi, nah bagaimana bisa disebut ramah lingkungan? Ada-ada saja.

Eittss... tunggu dulu. Memang, yang namanya kendaraan bermotor mengeluarkan emisi itu wajar. Tapi, menjadi tidak wajar ketika emisi tersebut mulai memperkeruh udara dalam jumlah yang bejibun. Nah, demi mengantisipasi hal ini, Daihatsu punya tiga senjata untuk membuat agar emisi dari mobil tersebut bisa diminimalisir seminimal mungkin, bahkan bisa sampai membuat CO2 jadi nol. Wihh... keren ya? Penasaran kan sama tiga senjataya Daihatsu? Pasti dong... iya kan? Iya dong? (oke, abaikan yang terakhir). Saya dapat info rahasianya Daihatsu hasil ngintip dari blog otomotif sebelah. :D

Senjata pertama, ‘Eco-IDLE’ teknologi. Makanan apa sih itu ‘Eco-IDLE’? hushh... itu bukan makanan, tapi teknologi yang mampu mengatur hidup dan mati mesin secara otomatis dalam keadaan macet atau ketika berhenti di lampu lalu lintas. Hal itu bisa dilakukan untuk efisiensi bahan bakar, jadi bisa lebih irit. Senjata pertama ini juga mampu menghasilkan pembakaran sempurna dan meminimalkan gas CO2.

Senjata kedua, yaitu 2-Cylinder Turbocharged Direct Injection. Duh, panjang bener itu namanya. Pokoknya, itu mesin yang memiliki komponen-komponen lebih sedikit dan compact yang berdampak pada bobot lebih ringan serta menggunakan sumber daya alam lebih sedikit. Senjata kedua ini bisa menjadikan proses kinerja mesin lebih sempurna.

Senjata terakhir, yaitu Precious Metal-Free Liquid-Feed Fuel Cell. Nah, ini juga tidak kalah panjang dengan yang kedua. Intinya senjata ketiga ini bisa membuat gas buang CO2 menjadi nol. Material-material yang digunakan dalam mobil menggunakan sumber daya alam yang lebih sedikit, tidak mengandung logam mulia, sehingga biaya yang dikeluarkan lebih rendah (harga mobilnya jadi lebih murah kan ya? Cucok! :D *ibu-ibu pasti matanya langsung berbinar-binar*). Senjata terakhir ini mengacu pada penggunaan bahan bakar cair baru, yaitu Hidrazin Hidrat. Apa pula itu? Bagi yang nggak ngerti (sama, saya sebelumnya juga sama sekali nggak mudeng), Hidrazin Hidrat ini merupakan zat yang memiliki kepadatan energi yang lebih tinggi dan tidak menghasilkan CO2. Jadi, tau kan sebabnya kenapa emisi CO2 jadi nol? (kalau nggak tau ya kebangetan! >.<)

Ini dia, penampakan 3 senjata Daihatsu

So, kalau Daihatsu saja sudah berusaha keras membuat teknologi hijau, kita jangan mau kalah! Terapkan juga ‘budaya hijau’ dalam kehidupan sehari-hari agar bumi tidak jadi ‘gosong’. Caranya? Ya dengan menggunakan segala sesuatu yang ramah lingkungan. :)

Referensi: dari sini 
Gambar: dari sini dan sini 

 
readmore...
Jasa Desain Cover