Social Icons

Minggu, 06 Januari 2013

-Pohon Beringin Di Taman Kota-




"Apa yang kautunggu?" Tanya perempuan itu.

"Kamu," jawabku. Namun, sepertinya perempuan itu sama sekali tak mendengarku. Jarinya sibuk memilin-milin ujung kerudungnya. Matanya berputar-putar seolah-olah sedang mengingat sesuatu.

"Aku tau. Pasti kamu sedang menungguku ya? Ayo ngaku!" Katanya sambil tersenyum. Manis sekali.

"Iya," jawabku lagi.

"Atau jangan-jangan kamu sedang menunggu orang lain?" Bibirnya kini mengerucut, menandakan sebuah kekecewaan.

"Tidak. Aku benar-benar menunggumu." Aku berharap kali ini ia mendengarku.

"Kamu sedang menunggu orang lain. Bukan aku! Jahat!" Perempuan itu tiba-tiba berteriak histeris. Butir-butir air mata mengalir pelan di pipinya. Ingin sekali aku menghapusnya.

"Azizah gila ... Azizah gila ...." Tiba-tiba sekelompok anak kecil datang sambil bertepuk tangan. Lagi-lagi mengolok-olok Azizah. Hampir setiap hari mereka melakukan itu.

"Aku tidak gila! Aku tidak gila!!" Azizah semakin histeris. Aku kasihan padanya.

"Orang gilanya ngamuk! Lariiii ...." Anak-anak itu berlari sambil terus mengolok-olok. Azizah semakin histeris.

"Kamu kenapa diam saja? Kenapa tidak membantuku?" Azizah menatap benci padaku. Matanya berkilat-kilat seperti ingin menerkamku.

"Kamu benar-benar jahat!" Azizah berlari meninggalkanku.

Aku hanya bisa terpaku melihat kepergiannya. Mana mungkin aku bisa menahan kepergiannya, meski aku berteriak sekeras-kerasnya dan memintanya agar tak pergi. Itu tak mungkin. Azizah tak akan mungkin mendengarku. Sebatang pohon beringin di taman kota. Hanya orang gila yang mau menyapa sebatang pohon beringin di taman kota, kata orang. Tapi, aku sama sekali tak menganggap Azizah gila. Aku menyukainya. Aku menyukai sapaan ramahnya setiap hari padaku. Aku tertarik dengan cerita-cerita yang ia bawa setiap hari untukku. Sebatang pohon beringin di taman kota. 

Gambar: dari sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jasa Desain Cover