Kau memang lebih suka
masakan Fatimah. Janda cantik pemilik warung depan rumah. Daripada nasi
pecel itu mubadzir dan tak barokah. Lebih baik kuberikan pada tetangga
sebelah. Hitung-hitung buat sedekah.
Tak lama, kau menanyakan nasi pecel itu. Karena kau lapar dan Fatimah tak berjualan hari itu. Katamu, daripada kelaparan, lebih baik makan nasi pecel yang kuhidangkan untukmu. Meski kau belum percaya itu buatanku.
Maaf sayang, aku terlanjur tak menyisakan untukmu. Tetangga sebelah lebih menghargai jerih payahku, daripada kau, suamiku. Jadi, jangan tanyakan lagi tentang nasi pecel itu. Karena mulai sekarang aku tak akan lagi menghidangkannya untukmu.
gambar: sumber
Tak lama, kau menanyakan nasi pecel itu. Karena kau lapar dan Fatimah tak berjualan hari itu. Katamu, daripada kelaparan, lebih baik makan nasi pecel yang kuhidangkan untukmu. Meski kau belum percaya itu buatanku.
Maaf sayang, aku terlanjur tak menyisakan untukmu. Tetangga sebelah lebih menghargai jerih payahku, daripada kau, suamiku. Jadi, jangan tanyakan lagi tentang nasi pecel itu. Karena mulai sekarang aku tak akan lagi menghidangkannya untukmu.
gambar: sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar