skip to main |
skip to sidebar
-Kopi-
Kopi
yang kuseduh belum kausentuh sama sekali. Padahal sudah sedari maghrib
tadi. Kau terus termangu memandanginya. Ya, hanya kaupandangi, tanpa
kausentuh sama sekali.
Kopi yang kuseduh sudah terlalu dingin.
Tapi, tak kunjung kaujamah. Asapnya tak lagi mengepul, aromanya pun
sudah tak berbekas.
Kopi yang kuseduh telah basi sebelum
kauhirup. Apa karena warnanya kurang memikat seperti kopi-kopi yang
sering kaubeli di luar sana? Atau kau curiga aku menaruh racun di
dalamnya?
"Apa itu benar kopi yang kauseduhkan untukku?"
"Pertanyaan macam apa itu? Hanya kau suamiku, lalu untuk siapa lagi kuseduhkan kopi itu?"
"Lalu, kenapa harumnya berbeda?"
Aku terdiam. Kopi yang kuseduh salah takar. Satu sendok kopi, satu
sendok gula dan satu sendok krim. Itu harusnya takaran untuk kekasihku.
Bukan untuk suamiku. Ceroboh.
Gambar: dari sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar