Social Icons

Kamis, 04 Juli 2013

Catatan Ngelantur: PKMB 2010 (Flashback #1)


Selo Ondo, Jogorogo, Ngawi. Dari sinilah semua berawal. Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKMB) Politeknik Madiun menjadi awal perjalananku sebagai seorang mahasiswa. Rasa bangga sekaligus senang memenuhi rongga-rongga dadaku karena bisa menjadi bagian dari keluarga besar Politeknik Madiun. Namun, di sisi lain aku merasa beban akan tanggung jawab pun akan semakin besar. Aku tahu, dunia perkuliahan tidak akan sama dengan dunia SMP maupun SMA. Tak ada kata manja, tak ada kata cengeng, tak ada kata malas-malasan. Tabiat buruk masa SMA dilarang keras dibawa hingga ke bangku perkuliahan, itulah yang sering kudengar dari senior-senior saat PKMB.

PKMB, atau biasa disebut ospek yang pertama kali kuikuti menjadi salah satu kenangan yang tak akan terlupakan. Tiga hari dua malam kami -mahasiswa baru- menjalani pendadaran di luar kampus. Di sana kami diajari berbagai macam hal (entahlah, tapi banyak yang komplain akan manfaat kegiatan ini), serta dibentuk menjadi mahasiswa-mahasiswa bermental baja (ehm... taukan maksudnya?). 

Kaus putih dan celana hitam. Klasik. Tapi, demi hal tersebut aku harus berputar-putar Ngawi semalam suntuk (yeah, karena aku nggak punya kaus putih panjang) dan entah kenapa malam itu tidak ada satu toko pun yang menjual kaus putih (maksudnya yang pas dengan ukuran tubuhku).  Well, akhirnya aku harus pinjam ke salah satu teman meskipun ada rasa tidak enak karena pada akhirnya kaus itu pulang dalam keadaan tak berbentuk (ya iyalah, tiga hari dua malam ditambah panas-hujan gimana nggak ancur tuh kaus?




Sebenarnya tidur di tenda tak menjadi masalah buatku, karena sejak SMP aku sudah terbiasa ikut kegiatan kemah.

"Ini nggak ada yang lebih kecil lagi ya tendanya?" Aku jadi ingat teman setendaku berucap begitu. Aku hanya bisa tersenyum dan berkata dalam hati, "kalau mau luas, noh lapangan sebelah lu kasih tenda pengantin!" 


Jujur, waktu PKMB aku sering sekali meninggalkan sholat (yah, meskipun sehari-hari juga kadang bolong sih) karena waktu yang disediakan terlalu mepet sedangkan antrian untuk giliran sholat sangat panjang. Entahlah, apa Tuhan akan mengampuniku? 


Anak Politeknik Madiun angkatan 2010 yang ikut PKMB di Selo Ondo pasti kenal wajah-wajah di atas. Yap, para senior yang kece abis (apalagi kalau ngospek, wiiihhh... tambah kece... seremnya). Duh, maaf ya kakak-kakak senior (kalau ada yang baca), bukan bermaksud mempermalukan atau bagaimana, aku hanya sekadar bernostalgia saja. Mohon jangan tersinggung ya. Oh, ya aku juga mau bilang terima kasih sudah menjaga kami dulu. Terima kasih juga sudah misuh-misuh di depan mukaku yang imut ini (huahahahaa... ampunnnn >.< ).



Naas, baru malam pertama di Selo Ondo sudah hujan deras sekali. Tak ada pilihan lain, kami harus numpang tidur di rumah kepala desa karena tenda kami basah kuyup.




Lihatlah, tanpa selimut kami tidur di lantai yang dingin saat hujan badai (tsssahhh... lebay). Tapi, memang benar, saat itu tanpa membawa perlengkapan tidur, kami berangkat naik ke atas, ke rumah kepala desa. Hasilnya, banyak yang masuk angin. Lihat saja itu barisan cewek tinggal beberapa orang yang bertahan, lainnya sudah tepar di belakang. 



Hari kedua, kami turun lagi ke tempat kemah (huahahahaa... bener, nggak kuat liat foto-foto itu, itu memalukannn). Giliran dari Prodi yang ngospek. Aku ingat, waktu itu kami dari Prodi Administrasi Bisnis harus memakai kaus kuning dan membawa benda-benda yang merepotkan, diantaranya buah berbedak, buah yang rambutnya di dalam, minuman soda (lupa ukurannya berapa) dan yang lain aku lupa. Waktu itu aku bingung apa itu buah berbedak, hingga akhirnya yang kubawa itu buah kedondong yang sudah kukasih bedak (kan berbedak... *tampang cengo*). Ada lagi temanku yang membawa beligo (wakakaka... itu bukan buah, tapi sejenis sayur buat dimasak). Pokoknya waktu itu kami terlihat sangat-sangat bodoh di hadapan senior. Tak ada yang benar dari yang kami lakukan. Ada saja yang salah di mata senior (yap, ingat, aturannya: senior selalu benar. Jika senior salah, maka kembali lagi ke peraturan awal). 



Yah, malam kedua kembali gerimis. Kami disuruh lagi naik ke atas, ke rumah kepala desa. Karena melihat dari pengalaman malam sebelumnya, kami ke atas dengan membawa bekal selimut serta jaket agar tidak kedinginan dan bisa tidur dengan nyenyak. Tapi... ternyata semua tidak sejalan dengan harapan. Mendekati tengah malam kami disuruh turun kembali (meskipun keadaan masih gerimis) dan yang terjadi adalah....





Ini yang paling-paling menyebalkan, namun yang paling membekas di hati (ceilahhh....). Malam kedua, di tengah kegelapan malam serta gerimis yang dinginnya menusuk-nusuk tulang, kami dihadapkan pada serigala-serigala kelaparan (eh... senior maksudnya). Yang kuingat waktu itu ada seorang senior yang berdiri tepat di depanku dengan muka yang sangar abis (nama dirahasiakan). Begini ceritanya, karena itu sudah malam dan aku sangat ngantuk sekali, jadi tidak konsentrasi dengan senior-senior yang sudah mengoceh ria di depan (atau mungkin karena tampangku waktu itu yang cengo abis). Waktu senior itu bertanya, aku bengong saja karena sama sekali tidak menangkap apa yang dia tanyakan, padahal yang lain menjawab. Dan... tiba-tiba dia sudah berdiri saja di depanku. 

Senior: "Cuk! Kamu dengar saya nggak?"

Aku: (menunduk) "Dengar, Kak...." (Padahal enggak sama sekali, gara-gara ngantuk)

Senior: "Kenapa nggak jawab? Nggak punya mulut? Bisu?" (ada hujan lokal dari orang di depanku yang semakin deras mampir ke mukaku :v )

Aku: (semakin dalam menunduk) "Maaf, Kak...." (Padahal dalam hati sudah menyumpah-nyumpah tuh senior satu)

Aaarrggghhh... kalau ingat kejadian itu jadi kesal sendiri, padahal seumur-umur orang tuaku saja tak pernah berkata sekasar itu padaku. Huh....


Hari ketiga, giliran menyiksa kaki. Kami harus menjelajah seperti seorang pramuka. Mendaki gunung, lewati lembah, sungai mengalir indah ke samudera (oke, ngaco... tepatnya bukan seperti itu, hanya sekadar menjelajah dan tentunya diselingi keisengan senior-senior).


Woohoooo... akhirnya acara yang dinanti-nanti tiba juga. Yak, apalagi kalau bukan upacara penutupan. Lega rasanya sudah sampai pada penghujung acara PKMB. Segala lelah dan dendam kesumat lepas sudah setelah beberapa senior menyalami kami dan memohon maaf (ehm... aslinya sih masih dendam sampai sekarang :v )

Oke, sekian dulu catatan flash back-ku. Next, sepertinya akan ada catatan LKMM 2010 (waspada foto-foto tak terduganya :D ). Mohon maaf bagi yang tidak berkenan fotonya kupublikasikan di sini. Buat kakak-kakak senior (yang mungkin baca) ampuni aku juga karena telah menyebarkan aib kalian hahahaa... *evil smirk*


NB: Doakan sidang TA-ku besok lancar agar bisa kembali membuat catatan-catatan (atau penyebaran aib?) selanjutnya. 

1 komentar:

Jasa Desain Cover