Malam ini aku menikmati secangkir teh pahit, ditemani sang rembulan
yang tersenyum genit. Sama seperti waktu itu, saat bersamamu. Bedanya,
kini kau tak lagi duduk di sampingku, tak ada lagi kata-kata rayuan yang
menggetarkan hatiku. Yang ada hanya sebutir mutiara rindu yang
tersimpan rapi dalam kotak kehampaan.Kuhirup teh yang mulai dingin,
pahit namun wangi. Rasanya masih sama seperti waktu itu, meski kini
hanya tinggal secangkir yang ada di hadapku. Sedang yang satunya telah
berpindah ke meja yang lain. Mungkin disana cangkir itu telah diisi lagi
dengan teh yang berbeda.
Malam semakin larut, secangkir teh di depanku sudah hampir kandas.
Aku menunggu sampai ada yang menuangkannya lagi untukku. Namun,
sepertinya suasana mulai sunyi dan tak ada seorang pun yang
menghampiriku. Kuputuskan untuk menyudahi ritual minum teh malam ini.
Beranjak dari tempatku dan kembali ke geta peraduan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar